SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan norma
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Menurut sejumlah
sosiolog, hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, yaitu
bagaimana seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang
berlaku dalam masyarakat atau kelompoknya.
1.
Hakikat Sosialisasi
Anda tentu
masih ingat saat pertama kali masuk SMA. Banyak hal baru yang harus Anda
pelajari. Contohnya,norma atau aturan-aturan yang berlaku di sekolah. Oelh
karena itu, di beberapa sekolah diadakan kegiatan yang disebut Masa Orientasi
Siswa. Dalam kegiatan tersebut, siswa-siswa baru diperkenankan dengan berbagai
aturan, nilai, dan kebiasaan yang berlaku di sekolah. Contohnya , tata cara
peminjaman buku di perpustakaan dan cara pemanfaatan fasilitas-fasilitas
sekolah, seperti sarana olah raga dan laboratorium.
2.
Proses Sosialisasi dan Pembentukan
Kepribadian
Kepribadian
merupakan kumpulan kebiasaan, sifat, sikap, dan ide-ide dari seorang individu
yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan status, dan secara
internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan berbagai aspek kedirian
lainnya.
Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Warisan Biologis
Faktor
keturunan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian Warisan biologis
menyediakan bahan mentah kepribadian yang dapat dibentuk dalam berbagai cara.
Untuk
beberapa ciri, faktor warisan biologis lebih penting dari faktor lainnya.
Contohnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa IQ (tingkat kecerdasan) anak
mirip IQ orang tua kandungnya. Warisan biologis juga berhubungan dengan gen dari
orang tua, seperti pada golongan darah, atau jenis penyakit tertentu seperti
diabete, alergi, jantung koroner, asma, dan vertigo. Warisan biologis beserta
perbedaan-perbedaannya akan memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.
Lingkungan Fisik
Ellsworth Huntington menekankan bahwa perbedaan perilaku kelompok disebabkan oleh perbedaan iklim, topografio (permukaan atau relief bumi) dan sumber alam. Orang yang hidup di daerah pegunungan sebagai petani akan berbeda kepribadiannya dengan orang di daerah subur dan kaya. Contoh ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik memengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang atau kelompok orang.
Kebudayaan
Kebudayaan
adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social, baik berupa
gagasan, aktivitas, maupun hasil aktivitas manusia yang digunakan untuk
memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan pedoman hidup bagi
anggotanya. Contohnya budaya islam merupakan keseluruhan gagasan, aktivasi, dan
Pengalaman Kelompok
Masyarakat
majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan standar atau ukuran moral
berbeda-beda. Standar atau ukuran tersebut digunakan untuk menentukan mana
kepribadian yang baik dan mana yang tidak baik. Contohnya jika seorang anak
kurang diperhatikan oleh keluarganya, ia berpotensi menjadi nakal karena merasa
dirinya tidak dicintai. Ia akan bergabung dengan kelompok yang mempunyai
standar atau ukuran perilaku yang sesuai dengannya. Sebaliknya anak yang
berprilaku baik akan mengelompokkan dirinya dengan anak yang baik pula.
Pengalaman Unik
Pengalaman
unik dapat membentuk kepribadian seseorang. Contohnya, ada dua gadis cantik
dalam satu keluarga, yakni gadis A dan gadis B. Gadis A lebih percaya diri dan
tenang dalam penampilan, sedangkan gadis B kurang percaya diri dan
penampilannya biasa-biasa saja.
3.
Agen, Bentuk, Tipe dan Pola
Sosialisasi
Agen-Agen Sosialisasi
Dalam sosiologi, pihak-pihak yang melaksanakan
sosialisasi disebut sebagai agen atau media sosialisasi.
Empat agen sosialisasi :
1. Keluarga
Pada masa
awal kehidupan seseorang, agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan saudara
kandung. Namun dalam masyarakat yang mengenal system keluarga luas (extended
family), agen sosialisasi tidak hanya kedua orang tua dan saudara jandung saja,
tetapi juga paman, bibi, kakek, dan nenek.
2. Kelompok sebaya atau Sepremainan
(Peer Group)
Setelah
anak dapat berbicara, berjalan, dan berpergian, ia mulai bertemu dan
berinteraksi dengan teman sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain.
3. Sekolah
Sekolah
tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang mempengaruhi
perkembangan intelktual anak, tetapi juga hal lain seperti kemandirian,
tanggung jawab, dan tata tertib.
4. Media massa
Minat
anak-anak terhadap siaran televise yang menayangkan berbagai jenis film membuat
media ini begitu dominan dalam proses sosialisasi. Hal ini disebabkan anak-anak
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televise dibandingkan
belajar.
Bentuk Sosialisasi
1. Sosialisasi primer (keluarga)
Adalah
sosialisasi pada tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia.
2. Sosialisasi sekunder
Adalah
proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar
keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Tipe Sosialisasi
1. Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi
melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam
negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2. Informal. Sosialisasi tipe ini
terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti
pergaulan sesame teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok-kelompok social di
dalam masyarakat
Pola Sosialisasi
Getrude
Jaeger membagi sosialisasi ke dalam dua pola, yaitu pola sosialisasi represif
dan pola sosialisasi partisipatoris.
1. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
2. Sosialisasi partisapatoris merupakan pola dengan ciri pemberian imbalan ketika anak berprilaku baik.