Cerita Talaga Madirda dan Gua Putri

Telaga Madirda dan Gua Putri


DiPuncak Gunung Madirda, di Kabupaten terdapat sebuah telaga yang dinamai dengan gunungnya, yaitu Telaga Madirda.


Madirda sampai sekarang masih oleh penduduk sekitarnya. Mengapa Berikut ini kisahnya. 


Pada zaman dahulu, ada seorang resi bernama Gutama yang hidup bahagia bersama istrinya,


Windradi, dan ketiga anaknya, yaitu Dewi


Raden Subali, dan Raden Sugriwo. Namun, itu tidak berlangsung lama. Dewi yang lebih mengasihi Dewi Anjani kedua anaknya yang lain, diam-diam sebuah hadiah istimewa kepada itu, yaitu Cupu Manik Astagina.


cupu yang konon milik para dewa itu dapat menyajikan keindahan seluruh dunia. dengan membuka Cupu Manik Astagina Dewi dapat melihat segala keindahan dunia tanpa mendatangi tempatnya.


Keadaan itu tentu saja membuat iri Raden dan Raden Sugriwa sehingga ketiganya bertengkar memperebutkannya.


"Tidak, cupu ini milikku, kalian tidak memilikinya,? jerit Dewi Anjani.


"Kakak tidak adil. Kami juga putra


Windradi. Jadi, kami juga berhak atas


Raden Subali dengan muka merah

"Benar. Aku pun berhak atas cupu aku juga putra Ibu Windradi,? teriak tak mau kalah.

Ketiganya kemudian tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga hebat karena mereka mewarisi Gutama. Resi yang sejak tadi kelakuan putra-putrinya menjadi sedih, marah.

"Berhenti kalian!" teriak Resi mengibaskan tangannya. Akibatnya, biasa; ketiganya terpental dan Cupu langsung berpindah ke genggaman

"Panggil ibumu kemari, Anjani. itu pemberian ibumu?" kata Resi.

Dewi Anjani mengangguk berlari memanggil ibunya. Dengan kebimbangan, Dewi Windradi

 "Windradi, istriku. Kenapa Cupu Manik


tanyaAstagina Dewi Resiuntuk milik Windradi Gutamapara menjaga istrinya penuh dewa hanya diam, rahasia ini selidik.membisu bisa Resi cupuada Gutamakarena itupadamu?"olehmerasasudahDewa dipesan


Surya.diremehkan, "Hem Melihat..., lalu baik! murka.Engkau aku tanya hanya membisu, kelakuanmu pun terjadi tidak begitu ubahnya Resitugu Gutamabatu!"


Keajaiban selesai bicara, Dewi Windradi berubah menjadi tugu batu. Sementara itu, Cupu Manik Astagina yang menjadi sumber masalah segera dilemparkannya jauh-jauh dan jatuh di Telaga Madirda.


Dengan memacu kudanya, ketiga anak Resi


Gutama segera menuju jatuhnya cupu. Raden Subali dan Raden Sugriwa langsung terjun ke dalam telaga. Namun, betapa kagetnya, begitu keluar dari telaga, mereka berubah menjadi kera. Dengan perasaan hancur, mereka segera minta tolong Resi Gutama. Wajah Dewi Anjani yang hanya membasuh muka dengan air telaga juga berubah menjadi wajah kera. Dengan menangis pilu, ia pun segera memohon pertolongan Resi Gutama.


gagal. Kali ini, ia tak ingin gagal. Diam-diam, dibawanya seekorkuda betina untuk memancing kudaajaibkeluar,sementara ia akan berpura-pura mencari kayu bakar. Kuda betina ia lepas dihutan dan Ki Sabadranamengawasi sambil mencarikayu bakar. Tidak lama kemudian,terdengarringkikkuda sangat keras di angkasa. Kuda yang baru datang itu gagah dan luar biasa elok bentuknya.Warnanya putih gemerlapan dengan dua buah sayap yang kokoh.Pelana dan perhiasan yang dikenakannya begitu mewah dan mahal, terbuat dari beludru, sutra, dan intan berlian. Di lehernya, terpasang kalung emas dengan sebuah genta emas pula. Jika kuda ajaib yang dapat terbang itu bergerak, akan terdengar bunyi gemerincing yang sangat indah.


Sesaat lamanya Ki Sabadrana terpana, tetapi melihat begitu mewah dan mahalnya perhiasan yang dikenakan kuda ajaib itu, timbullah niat jahatnya. la ingin menangkap kuda ajaib itu dan merampas segala macam perhiasannya. Ki Sabadrana mengendap-endap dengan membawa tali ke arah kuda ajaib yang sedang bermain-main dengan kuda betina miliknya.


"Huup!" Ki Sabadrana meloncat ke arah kuda itu. Namun, dengan gesit kuda ajaib itu menghindar. Ki Sabadrana mengulangi, tetapi gagal lagi. Begitu berulang kali, tetapi gagal lagi. Begitu berulang kali sampai tubuhnya lecet-lecet. Namun, karena nafsu serakahnya, ia pantang menyerah.


"Huup!" Sekali lagi Ki Sabadrana menubruk kuda terbang itu dan kali ini berhasil menangkap kakinya. Kuda itu kaget dan dengan meringkik keras dia terbang, tak peduli ada yang memberati kakinya.


Ki Sabadrana yang sangat ketakutan dibawa terbang, semakin mempererat pegangannya. Nyalinya runtuh melihat begitu cepat dan tinggi dia dibawa terbang. Sekali jatuh, pasti akan mati. Oleh karena itu Ki Sabadrana hanya dapat memejamkan matanya, ia ngeri jika melihat ke bawah. Beruntung kuda ajaib itu tidak terlalu lama terbang. Sesampainya di sebuah gua yang letaknya tidak jauh dari Telaga Madirda, kuda ajaib itu menyembah seorang putri yang luar biasa cantik,


Madirda anak pada yang dipercaya Sejak Resi tahu saat-saat sering berasal Gutama. kejadian wujud tertentu mendengar kuda dari itu, Keanehan kuda-kuda penduduk ajaib dan ringkik menimbulkan yang yang dan pun akan sakti di mengimbangikuat. terjadi. kuda hamil sekitar milik Belum yangmeringkikbunyiJika danTelagaketigaadaada yang Sabadrana tanya Madirda Ki Sabadrana "Benar, "Aku "Sabadrana sedang putri ini. Putri pun itu Gusti Kenapa berdiri gugup.dengan Mardaeni, menyembah ..., hamba Putri. bukankah di engkau suara mulut Hamba ingin penunggu hendak dengan merdu.gua. namamu memiliki Sabadrana," Tanpa menangkapgua hormat perhiasanSabadrana?"di disadari Telagajawabpula.Ki


kuda betina milik penduduk ringkik kuda ajaib itu, kuda itu melahirkan kuda yang gagah sering kudaku?"


"Hamba ..., gemerincing ajaib. Sabadrana la sudah ingin yang berkali-kali mencoba indah seseorang itu.mencoba, kembali bernama tetapi Kikuda Putri yang ...., dikenakan " jawab kuda Ki Sabadrana ajaib itu, dengan Putri. Mohon muka ampun,pucat.

"Ah, engkau menginginkan perhiasan kudaku? engkau tidak memintanya baik-baik Aku akan berikan semuanya itu padamu, kudaku," kata Putri


"Benarkah Gusti Putri?" sahut Ki Sabadrana


"Benar, Sabadrana. Tetapi, ada syaratnya ....


"Apa syaratnya, Putri? Katakanlah .... "


"Syaratnya sederhana. Engkau harus aku di sini."


"Ah, kalau hanya itu, hamba dengan senang


Gusti Putri," kata Ki Sabadrana berpikir panjang lagi.


itu, Ki Sabadrana tinggal bersama Putri di gua dekat Telaga Madirda. la begitu dapat memiliki kuda ajaib beserta


perhiasannya yang mewah dan tetapi, Ki Sabadrana tidak itu dia sebenarnya sudah tidak manusia lagi. Dia kini hidup di para lelembut dan jin, seperti Mardaeni yang keturunan bangsa


Para sanak saudara yang mencarinya sama sekali tidak dapat menemukannya. Mereka hanya suara Ki Sabadrana yang sedang dengan seorang putri, di depan kemudian dinamakan Gua Putri); ringkik kuda, tetapi tidak dapat


(Dikutip dari Daniel Agus Maryanto,


Putri", Cerita Rakyat

LihatTutupKomentar