G. PENYIMPANGAN SOSIAL
1.
Konformitas
Konformitas pada masyarakat
tradisional berbeda dengan masyarakat modern. Konformitas masyarakat
tradisional terhadap norma dan nilai social yang berlaku sangat kuat. Pada
masyarakat tradisional dengan tradisi yang masih sangat kuat, norma dan nilai
social berlaku secara turun-temurun. Norma dan nilai social dalam masyarakat
tradisional cenderung homogen sebab pengaruh dari luar masih kurang.
Penyimpangan dalam masyarakat tradisional tidak dibenarkan karena dianggap
mengganggi tradisi.
Sementara pada masyarakat modern
seperti di kota, angota-anggotanya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan karena kota merupakan jalan masuk bagi pengaruh-pengaruh
luar. Oleh karena itu, konformitas di daerah perkotaan sangat kecil
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bahkan konformitas pada masyarakat
perkotaan kadang dianggap sebagai penghambat kemajuan.
Konformitas berarti proses
penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara menaati norma dan nilai yang
dianut masyarakat tempat tinggalnya.
2. Perilaku Menyimpang
Pengertian Perilaku Menyimpang
Berikut adalah pendapat beberapa
sosiolog tentang definisi perilaku menyimpang.
William Kornblum
Penyimpangan tidak hanya
diatributkan pada individu atau masyarakat dengan kategori penyimpangan pada
individu atau masyarakat dengan kategori penyimpangan (deviance) dan penyimpang
(deviant). Namun, dapat dijumpai pula apa yang disebut dengan institusi
menyimpang atau deviant institution. Contohnya adalah kejahatan terorganisir,
seperti sindikat pengedar narkoba.
James W. Van der Zanden
Menurut Zanden, perilaku menyimpang
merupakan tindakan yang idanggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi sebagian besar masyarakat.
Robert M. Z. Lawang
Menurut lawing, perilaku menyimpang
adalah semua tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam suatu system
social. Perilaku tersebut menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam system
itu untuk memperbaikinya.
Howard Saul Becker
Menurut Becker, penyimpangan
bukanlah kualitas dari suatu tindakan yang dilakukan orang, melainkan
konsekuensi dari adanya peraturang dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh
orang lain terhadap pelaku tindakan tersebut.
Teori-Teori Perilaku Menyimpang
Edwin H. Sutherland
Sutherland mengemukakan sebuah teori
yang dinamakannya differential association theory. Menurutnya, penyimpangan
bersumber pada pergaulan dengan orang yang berprilaku menyimpang.
Edwin M. Lemert
Lemert mengembangkan gagasan tentang
penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder untuk menjelaskan proses
pelabelan.
1. Penyimpangan primer, yaitu perilaku
menyimpang yang dilakukan seseorang namun pelakunya masih dapat diterima secara
social.
2. Penyimpangan sekunder, yaitu
perilaku menyimpang yang tidak dapat ditolerir masyarakat.
Robert K. Merton
Menurut Merton, struktur social tidak
hanya menghasilkan konformitas (perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat), tapi juga perilaku menyimpang.
Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim, keseragaman
semua anggota masyarakat tentang kesadaran moral tidak dimungkinkan.
Karl Marx
Teori Marx dikenal dengan sebutan
teori konflik. Menurut Marx perilaku menyimpang merupakan perilaku yang
didefinisikan atau dibentuk oelh pihak yang berkuasa untuk melindungi
kepentingan mereka sendiri.
David Berry
Menurut Berry bahwa penyimpangan
semata-mata disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap nilai dan norma yang
berperilaku di masyarakat.
3. Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang Tidak Sempurna
4. Sifat dan Macam Perilaku Menyimpang
Sumber : Sosiologi79blogspot.com