Depresi seorang Ibu

 [DEPRESI]


Tentang kejadian menghebohkan yang terjadi LAGI belakangan.


Saya bukan mau membenarkan tindakan si ibu.

Saya cuma mau menyadarkan orang tentang jahatnya depresi.


Jadi ibu itu berat.

Semua yang udah ngalamin pasti tau rasanya.

Mungkin yang bisa bilang "Alhamdulillah walau berat aku sih selalu menikmati dan bersyukur." itu ada di posisi yang lebih beruntung dari si ibu itu.

Suami yang selalu mendukung, bisa diajak kerja sama, mau mendengarkan keluh kesah, ada di lingkungan keluarga dan tetangga yang pengertian dan nggak pernah menyakiti, itu jadi suatu previlege.

Coba bayangin ada di posisi si ibu yang nggak pernah didukung suami, kerjain semua sendirian, dan masih juga DISALAHKAN.

Lebih berat kan?

Si ibu ini depresi, ada di situasi yang rasanya udah gelap banget.

Dalam pikirannya nggak ada jalan keluar selain 'pergi' dari dunia ini, mengajak anak-anaknya supaya anaknya nggak terus-terusan menderita.

Naas sebelum si ibu berusaha 'pergi' juga, tetangganya mendobrak pintu dan menolong dua anaknya yang masih bisa diselamatkan.


Depresi ini bisa mengubah total kehidupan seseorang.

Dan survey membuktikan, awareness masyarakat tentang depresi di lingkungan orang terdekat ini masih minim.

Padahal depresi juga sama aja kayak sakit fisik; batuk, pilek, sakit jantung, sakit paru-paru, dll.

Depresi juga ada gejalanya.

Cuma emang sulit banget secara awam menerka gejala orang yang depresi.

Perlu bantuan profesional (psikolog/psikiater) untuk tegak diagnosa depresi.


Kabar buruknya, depresi ini nggak selalu kelihatan dengan seseorang yang nangis-nangis berhari-hari non stop.

Bisa jadi si orang depresi ini pasang topeng yang seolah baik-baik saja,  tapi balik lagi depresi ini ditandai dengan hilangnya minat seseorang terhadap suatu hal yang biasanya dia senangi.

Terus cenderung menarik diri dari aktivitas, bisa jadi susah tidur atau justru jadi tidur terus, bisa jadi susah makan atau justru jadi makan terus, dan tentunya sering timbul pembicaraan tentang keinginan mengakhiri hidup.


Keadaan depresi ini merubah struktur otak penderitanya.

Itu kenapa rata-rata orang banyak yang 'gemes' menghadapi orang yang depresi karna merasa susah dibilangin, padahal bukan dia nggak mau bangkit, bukan dia nggak mau berubah, cuma emang struktur otaknya pun ada yang berubah. Hipocampus nya mengecil, dan ada beberapa bagian otak yang tidak berfungsi, jadi wajar banget kalo mereka ini nggak bisa berpikir panjang.

Makanya orang depresi berat butuh bantuan obat-obatan psikiatri untung mengatasinya. Nggak cukup cuma disuruh ibadah.

Belum lagi stigma orang-orang yang bakal bilang lebay, caper, baperan, drama, dll. yang justru bikin orang yang menderita depresi jadi sungkan untuk speak up.


Maka sudah seharusnya kita belajar lagi tanamkan empati dalam diri kita.

Kalau ada yang lagi 'mengeluh', coba belajar jadi pendengar yang baik.

Nggak perlu pusing-pusing mikirin solusi masalah orang lain, cukup dengarkan.

Bantu orang itu memvalidasi emosinya, memvalidasi perasaannya.

Apa yang mereka rasakan itu valid dan wajar kok.

Kalau dia sedih, coba kita juga belajar seolah merasakan kesedihannya.

Bayangkan respon apa yang kita harapkan dari orang terdekat kalau kita lagi rasain hal itu.

Kalau memang dirasa perlu, tawarkan bantuan profesional (psikiater/psikolog).


Stop judging, start loving ❤


LihatTutupKomentar